angkatan balai pustaka



ANGKATAN BALAI PUSTAKA


                Dalam sastra kita akan selalu menemukan istilah periodenisasi sastra. Salah satu periode dalam dsastra adalah balai pustaka. Di sini akan diulas mengenai poin-poin penting dalam kajian balai pustaka. Dan berikut merupakan ulasannya:


1.       Pengertian
  Sebagai suatu Badan Penerbit Pemerintah Kementerian Pengajaran zaman penjajahan Belanda dan tidak terlepas dari kepentingan pengajaran di Indonesia.
  Dididrikan berdasarkan  Keputusan Raja Belanda  pada tanggal 30 Sept1848., dengan dibantu dana sebesar  £. 25.000.
  Sebagai suatu Angkatan Kesusasteraan Baru, antara tahun 1917 1930.
2.   
    Latar Belakang
  Balai Pustaka muncul dan diatur oleh pemerintah jajahan Belanda di Indonesia pada masa itu.
  Sastra Balai Pustaka muncul dari Kementerian Pengajaran dalam zaman penjajahan Belanda.
  Kemunculan Balai Pustaka tidak dapat dipisahkan dari kepentingan pengajaran di Indonesia.
  Hasil karya yang diterbitkan oleh Balai Pustaka harus bermuara demi kepentingan bangsa penjajah di Indonesia.

3.       Tujuan Didirikannya Balai Pustaka
·         Memberikan pertimbangan –pertimbangan kepada Kepala Pengajaran dalam hal memilih karangan-karangan yang baik untuk dipakai di sekolah Bumiputra dan untuk dijadikan bacaan rakyat.
·         Karangan yang baik  adalah karangan yang tidak menyebabkan bangkitnya semangat rakyat, tidak membangkitkan kesadaran nasional sebagai bangsa yang dijajah.

4.       Dasar Pendirian Balai Pustaka
  • Surat Keputusan Raja Belanda 30 Sept’ 1848, kepada Gubernur Jenderal Belanda di Indonesia.
  • Pemberian dana sebesar f. 25.000 setiap tahun, untuk penyelenggaraan pendidikan di Indonesia.
  • Pendidikan yang diharapkan untuk bang-sawan rendah, ternyata digunakan untuk pembayaran  kebutuhan pegawai rendah aparat pemerintahan jajahan.
  • Pengendalian pihak Belanda terhadap pihak swasta, yang selama ini menjalankan pendidikan.
  • Pimpinan  dalam hal pengajaran sebaiknya tidak terlepas dari tangan Pemerintah, dalam hal ini Belanda.
5.       COMMISSIE VOOR DE VOLKSLECTUUR ATAU KOMISI BACAAN RAKYAT
  • Didirikan pada tanggal 14 September 1908;
  •  Diketuai oleh Dr. G.A.J Hazeu dengan 6 orang anggotanya;
  •  Tugas Komisi ini adalah memberikan pertimbangan kepada   Direktur Pendidikan dalam hal bahan bacaan untuk rakyat.
  • Pada tahun 1917 pemerintah Kolonial mendirikan kantor Bacaan Rakyat (voor de Volkslectuur) atau Balai Pustaka.
6.       Tugas-tugas balai pustaka
  • Menyelenggarakan penerbitan buku-buku dan juga mengedarkannya;
  • Mengadakan taman perpustakaan (Bibliotik) di sekolah-sekolah dan tangsi-tangsi (markas), dan menyelenggarakan peminjaman, persewaan buku-buku secara teratur dan murah;
  • Membantu usaha swasta mengadakan Taman bacaan (perpustakaan) dengan memberikan buku-buku;
  • Menerbitkan majalah-majalah.
7.       Arti Balai Pustaka bagi Perkembangan Sastra Indonesia
-        Segi Positifnya :
·         Memberikan kesempatan dan kemungkinan-kemungkinan kepada para penulis yang berbakat untuk lebih giat mengarang;
·         Pengetahuan serta taraf kecerdasan rakyat bertambah, karena memperoleh bacaan yang bersifat ilmu pengetahuan;
·         Ada dorongan untuk maju, dan terjadinya hubungan antara pengarang dengan masyarakatnya.
-        Segi Negatifnya :
·         Bahasa yang digunakan harus terpelihara, baik, dan indah;
·          Isinya tidak boleh melanggar 3 macam ketentuan pokok (seperti tercantum dalam Nota Rinkes);
Maka :
·         pengarang tidak leluasa menuangkan ide dan gagasannya, dan penciptaan seni kata;
·         Dapat menghambat kemajuan perkembangan sastra.
8.       Catatan yang perlu diperhatikan dalam mengarang (NOTA DR. D.A RINKES)
·         Karangan tidak boleh mengandung unsur politik;
·         Karangan harus dapat memberikan pendidikan budi pekerti, dan membawa ke kecerdasan;
·         Karangan harus bersikap netral terhadap semua agama.
9.       PENGARANG-PENGARANG BALAI PUSTAKA
Pengarang Balai Pustaka sebagian besar berasal dari Minangkabau, dengan alasan:
·         Di Minangkabau khususnya Bukittinggi ada Sekolah Guru 6 tahun, sehingga BP berpendapat bahwa hanya guru-guru dari Sumateralah yang wajar/mampu menjadi penulis (pengarang).
·         Akibatnya dalam Kesusasteraan :
-         Bahasa yang dipakai dalam karangan banyak mendapat pengarauh dari bahasa Minangkabau;
-        Isi hanya melukiskan kebiasaan adat Minang-kabau dengan pertentangan yang tujuannya memajukan masyakat Minangkabau itu sendiri.

10.   Kumpulan Sajak Angkatan Balai Pustaka
1920       :  Tanah Air                                          :   Moh. Yamin
1924       :  Percikan
   Permenungan                                : Rustam Effendi
1926       :  Pancaran Cinta                               :   Sanusi pane
                   Puspa Mega                                    :   Sanusi Pane
1928       :  Indonesia Tumpah Darahku     :   Moh. Yamin

0 Response to "angkatan balai pustaka"

Posting Komentar